Tipologi Dalam Dunia Arsitektur
Kata “type”
berasal dari bahasa Yunani “typos” yang berarti
indicative of applicable to.
Secara harafiah,
tipologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai tipe. Arti tipe
ini sendiri juga dapat diberi pengertian, dan pengertian ini pun dapat ditinjau
dari berbagai disiplin ilmu dan pendapat dari perorangan. Dalam bidang
arsitektur terdapat perbedaan pengertian mengenai tipologi. Perbedaan tersebut
pada dasarnya disebabkan oleh intepretasi yang berbeda tentang arti dari kata
“tipe”.
Tipe digunakan sebagai sesuatu yang mempunyai wujud atau gambaran, tetapi
ada juga yang digunakan hanya sebagai khayalan. Tipe – tipe yang ada dapat kita
gunakan sebagai petunjuk atau pengenalan karakteristik terhadap apa saja yang
berada di bumi ini, misalnya menunjukkan tipe jembatan – jembatan, bangunan,
maupun makhluk hidup. Hal ini dihadirkan agar memudahkan kita sebagai perencana
atau arsitek untuk mencari image awal dan juga akhir pada suatu hasil karya.
Konsep dari tipe sebagai ide adalah untuk mengetahui arsitektur sebagai ilmu
praktis, teori dan penelitian.
Keseharian
memperlihatkan bahwa tipe diartikan sebagai kelas dan kategori, dan pada bidang
arsitektur berarti klasifikasi. Bentuk merupakan unsure pokok dari tipe, dimana
pada unsure bentuk terjadinya ambiguitas cukup besar sekali, tetapi sekaligus
merupakan tempat dimana gagasan tentang tipe banyak ditemukan. Tipologi dan
bentuk mempunyai perbedaan antara lain; tipologi berfungsi untuk
mengkategorikan sebuah bangunan dilihat dari fungsi, struktur, teknologi dan
dari bentuk itu sendiri, sedangkan bentuk memiliki esensi dari tipe tetapi
memiliki spectrum yang berbeda, dimana tipe bersifat lebih abstrak.
Dari
pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa klasifikasi sebagai pengelompokan
suatu obyek berdasarkan tingkatan tertentu, atau mengelompokkan obyek, mengacu
pada tingkatan yang telah diketahui, sedangkan menurut Budi A. Sukada dalam
Julaihi.W & Bhakti.A hal. 67, Tipologi adalah penelusuran asal – usul
terbentuknya obyek – obyek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Menentukan
“bentuk – bentuk dasar” (formal structure) yang ada di dalam tiap obyek
arsitektur.
2. Menentukan
“sifat – sifat dasar” (properties) yang dimiliki oleh setiap obyek arsitektural
berdasarkan bentuk dasar yang ada padanya.
3.
Mempelajari
proses perkembangan bentuk dasar tersebut sampai pada perwujudannya saat ini.
Bentuk dasar
yang dimaksud disini adalah unsure – unsure geometric utama seperti segitiga,
segi empat, lingkaran dan elips; berikut segala variasi masing – masing unsure
tersebut. Dan yang dimaksud dengan sifat dasar adalah hal – hal (feature)
seperti: memusat, memencar, simetris, statis, sentries, dan sebagainya.
Beberapa sifat dasar tertentu dengan sendirinya (inherent). Misalnya sebuah
bujur sangkar mempunyai sifat dasar “statis”, sedangkan lingkaran mempunyai
sifat dasar “memusat” dan sebagainya.
Tipologi dapat
dibuat dengan cara mengelompokkan obyek arsitektur dalam suatu klasifikasi tipe
berdasarkan kesamaan/ kemiripan dalam hal – hal tertentu yang dimiliki obyek
arsitektural tersebut. Kesamaan tersebut dapt berupa:
·
Kesamaan
bentuk dasar/ sifat – sifat dasar sesuai dengan bentuk dasar obyek tersebut.
·
Kesamaan
fungsi obyek – obyek tersebut.
·
Kesamaan asal
– usul/ perkembangan dan latar belakang social masyarakat obyek tersebut
berada, termasuk gaya atau langgamnya.
Dengan mempelajari tipologi
kita akan mengetahui karakteristik dari sebuah objek arsitektur. Dalam proses perancangan
arsitektur terlebih dahulu perlu dibuat suatu kajian tentang tipologi objek
yang akan dirancang. Hal ini berguna sebagai landasan pijak arsitek untuk menghasilkan
suatu karya yang tepat guna dan bermanfaat nantinya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi sobat - sobat arsitek muda, GBU_
*sumber
:
-Alamsyah Bhakti dan Wahid
Julaihi. 2013. Teori Arsitektur Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat
dan Timur. Yogyakarta: Graha ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar