Rabu, 20 Agustus 2014

Teori Arsitektur 1

Tipologi Dalam Dunia Arsitektur

Kata “type” berasal dari bahasa Yunani “typos” yang berarti indicative of applicable to.
Secara harafiah, tipologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai tipe. Arti tipe ini sendiri juga dapat diberi pengertian, dan pengertian ini pun dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dan pendapat dari perorangan. Dalam bidang arsitektur terdapat perbedaan pengertian mengenai tipologi. Perbedaan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh intepretasi yang berbeda tentang arti dari kata “tipe”.
Tipe digunakan sebagai sesuatu yang mempunyai wujud atau gambaran, tetapi ada juga yang digunakan hanya sebagai khayalan. Tipe – tipe yang ada dapat kita gunakan sebagai petunjuk atau pengenalan karakteristik terhadap apa saja yang berada di bumi ini, misalnya menunjukkan tipe jembatan – jembatan, bangunan, maupun makhluk hidup. Hal ini dihadirkan agar memudahkan kita sebagai perencana atau arsitek untuk mencari image awal dan juga akhir pada suatu hasil karya. Konsep dari tipe sebagai ide adalah untuk mengetahui arsitektur sebagai ilmu praktis, teori dan penelitian.


Keseharian memperlihatkan bahwa tipe diartikan sebagai kelas dan kategori, dan pada bidang arsitektur berarti klasifikasi. Bentuk merupakan unsure pokok dari tipe, dimana pada unsure bentuk terjadinya ambiguitas cukup besar sekali, tetapi sekaligus merupakan tempat dimana gagasan tentang tipe banyak ditemukan. Tipologi dan bentuk mempunyai perbedaan antara lain; tipologi berfungsi untuk mengkategorikan sebuah bangunan dilihat dari fungsi, struktur, teknologi dan dari bentuk itu sendiri, sedangkan bentuk memiliki esensi dari tipe tetapi memiliki spectrum yang berbeda, dimana tipe bersifat lebih abstrak.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa klasifikasi sebagai pengelompokan suatu obyek berdasarkan tingkatan tertentu, atau mengelompokkan obyek, mengacu pada tingkatan yang telah diketahui, sedangkan menurut Budi A. Sukada dalam Julaihi.W & Bhakti.A hal. 67, Tipologi adalah penelusuran asal – usul terbentuknya obyek – obyek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.   Menentukan “bentuk – bentuk dasar” (formal structure) yang ada di dalam tiap obyek arsitektur.
2.   Menentukan “sifat – sifat dasar” (properties) yang dimiliki oleh setiap obyek arsitektural berdasarkan bentuk dasar yang ada padanya.
3.      Mempelajari proses perkembangan bentuk dasar tersebut sampai pada perwujudannya saat ini.

Bentuk dasar yang dimaksud disini adalah unsure – unsure geometric utama seperti segitiga, segi empat, lingkaran dan elips; berikut segala variasi masing – masing unsure tersebut. Dan yang dimaksud dengan sifat dasar adalah hal – hal (feature) seperti: memusat, memencar, simetris, statis, sentries, dan sebagainya. Beberapa sifat dasar tertentu dengan sendirinya (inherent). Misalnya sebuah bujur sangkar mempunyai sifat dasar “statis”, sedangkan lingkaran mempunyai sifat dasar “memusat” dan sebagainya.
Tipologi dapat dibuat dengan cara mengelompokkan obyek arsitektur dalam suatu klasifikasi tipe berdasarkan kesamaan/ kemiripan dalam hal – hal tertentu yang dimiliki obyek arsitektural tersebut. Kesamaan tersebut dapt berupa:
·         Kesamaan bentuk dasar/ sifat – sifat dasar sesuai dengan bentuk dasar obyek tersebut.
·         Kesamaan fungsi obyek – obyek tersebut.
·         Kesamaan asal – usul/ perkembangan dan latar belakang social masyarakat obyek tersebut berada, termasuk gaya atau langgamnya.

Dengan mempelajari tipologi kita akan mengetahui karakteristik dari sebuah objek arsitektur. Dalam proses perancangan arsitektur terlebih dahulu perlu dibuat suatu kajian tentang tipologi objek yang akan dirancang. Hal ini berguna sebagai landasan pijak arsitek untuk menghasilkan suatu karya yang tepat guna dan bermanfaat nantinya. 
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi sobat - sobat arsitek muda, GBU_




*sumber :
-Alamsyah Bhakti dan Wahid Julaihi. 2013. Teori Arsitektur Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat dan Timur. Yogyakarta: Graha ilmu  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar